pwipamekasan.or.id | Chief Executive Officer (CEO) PT. Oil Erdindo Contraction H. Mohammad Rudiyanto atau yang dikenal dengan Bos HR menyebutkan bahwa Madura termasuk daerah yang memiliki cadangan minyak dan gas (migas) yang cukup besar. Hal itu berdasarkan beberapa survei yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.
Akan tetapi, kata Bos HR, untuk proses eksplorasinya perlu survei kembali, supaya dalam prosesnya nanti sesuai dengan estimasi target yang diinginkan.
Menurutnya, proses eksplorasi migas di Madura perlu adanya dukungan dari semua unsur, salah satu yang akan berperan penting adalah pemerintah di setiap kabupaten. Bos HR menyebut, saat ini sedang dilakukan survei seismik 3D untuk memastikan potensi minyak dan gas di daerah Kecamatan Batumarmar, Pamekasan.
“Perlu dukungan dari pemkab untuk bisa dilakukan eksplorasi migas, bagaimana tokoh-tokoh masyarakat di Pantura bisa bersinergi dan bekerja sama dengan para investor serta pelaku migas,” paparnya, Selasa (3/9/2024).
Calon investor pengeboran migas di Kabupaten Pamekasan itu mengaku, survei seismik itu baru dilakukan di daerah Batumarmar. Hasilnya nanti baru bisa diketahui pada Februari 2025 mendatang.
“Mengenai dampak lingkungannya sudah diperhitungkan sesuai dengan regulasi. Jadi, kami tidak gampang melakukan eksplorasi,” ungkapnya.
Dosen Universitas Madura (Unira) itu menyimpulkan bahwa Madura bisa menjadi pulau penghasil minyak terbesar di Indonesia. Saat ini, para investor tengah mencari titik eksplorasi yang bisa menghasilkan migas dengan persediaan yang cukup banyak.
“Madura ini bisa dikatakan pulau penghasil minyak terbesar di Indonesia, hanya saat ini masih mencari titik sumbernya yang benar di mana saja,” terangnya. (rul/zul)
