PWI Pamekasan Ajak Masyarakat Perangi Berita Hoaks

TEGAS: Ketua PWI Pamekasan Hairul Anam mengajak masyarakat tidak terpancing dengan berita hoaks.

pwipamekasan.or.id | Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan Hairul Anam mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memerangi penyebaran berita hoaks, terutama di media sosial (medsos).

Ajakan ini disampaikan Hairul Anam saat menjadi narasumber dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang diadakan oleh Paguyuban Insan Jurnalis Pamekasan (PIJP) di Gedung Bhayangkara Mapolres Pamekasan, Senin (5/2/2024).

Anam menjelaskan, semakin gencarnya berita hoaks ini berdampak pada disharmonisasi di masyarakat. Sehingga, perlu diantisipasi supaya tidak semakin menjamur. Menurutnya, perlu effort lebih untuk bisa menekan penyebaran berita hoaks. Terutama dari jurnalis yang senantiasa tetap berpegang teguh pada kode etik jurnalistik (KEJ).

Bacaan Lainnya

“Butuh filterisasi informasi, artinya tidak semua informasi yang diperoleh langsung dikonsumsi, tetapi perlu dikroscek kembali kebenarannya,” paparnya.

Alumnus Pascasarjana IAIN Madura itu mengungkapkan, ada sedikitnya tiga elemen yang perlu bersinergi untuk menciptakan pemilu damai. Pertama, masyarakat sebagai objek utama. Kedua, penyelenggara pemilu harus proaktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Kemudian yang ketiga, para jurnalis profesional lebih intens memberikan informasi sesuai dengan fakta dan regulasi.

“Berita hoaks itu direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya, terbukti pada 2023 Kominfo menangani 1.615 isu hoaks,” tegasnya.

Anam menambahkan, terdapat beberapa motif dalam penyebaran berita hoaks, di antaranya penipuan, main-main, agitasi dan propaganda politik. Ada sejumlah ciri berita hoaks yang mudah diterka oleh penerima informasi, seperti penyebarannya melalui medsos, dan berisi pesan yang membuat cemas atau panik pembaca.

Tidak hanya itu, kata Anam, informasi yang disampaikan diakhiri dengan imbauan agar pembaca segera meneruskan ke jangkauan yang lebih luas, dan biasanya pengirim awal tidak diketahui identitasnya.

“Hoaks sangat berbahaya, mari kita perangi secara bersama-sama,” tukasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *